Solidarity
Gallery
Galeri
Solidaritas
Nduga
Nduga
Marion Struck-Garbe
Germany, Europe
Jerman, Eropa
Description / Keterangan
My artwork is about the displacement of people in Nduga. After the military invaded their villages and burned down huts and destroyed gardens the people of Nduga had to flee into the jungle towards the end of 2018. Since then they have been living and hiding there under inhumane conditions. The people are depicted as figures in prehistoric rock-paintings to point out that the West Papuan people have been living on this half of New Guinea for thousands of years. It is an affirmation of their cultural identity. Their cry for freedom, peace and independence is symbolised in the figures by the colors of the morning star flag (red, white, blue). This illustrates the strength of the West Papuan people and their hope. The huge flame stands for the dramatic and enduring human rights violations by Indonesian military and police.
Karya seni saya adalah tentang penggusuran masyarakat di Nduga. Setelah militer menyerang desa mereka dan membakar rumah-rumah dan menghancurkan kebun masyarakat Nduga harus kabur ke dalam hutan di akhir 2018. Sejak itu, mereka hidup dan bersembunyi disana dalan kondisi tidak manusiawi. Masyarakat digambarkan sebagai figur dalam lukisan batu prasejarah untuk menunjukkan bahwa masyarakat West Papua telah hidup di setengah pulau Papua Nugini ini selama bertahun-tahun. Ini adalah afirmasi identitas budaya mereka. Seruan mereka untuk kemerdekaan, perdamaian, dan kebebasan disimbolkan dalam bentuk figur-figur menggunakan warna bintang kejora (merah, putih, biru). Hal ini menggambarkan kekuatan masyarakat Papua dan cita-cita mereka. Api besar menggambarkan pelanggaran hak asasi manusia yang dramatis dan abadi oleh polisi dan militer Indonesia.
Artist / Artis
Marion Struck-Garbe
Year / Tahun
-
Location / Lokasi
Germany, Europe
Jerman, Eropa
Medium / Media
Acrylic on canvas
Akrilik di atas kanvas
Support / Mendukung
-
Artist profile / Profil artis
"I am an artist and social-anthropologist with focus on Oceania which I have visited a lot. I have lived 5 years in Papua New Guinea. Here I have promoted contemporary artists and I have curated voluntarily three major exihbitions with contemporary art in Port Moresby. Back in Germany since 2001 have set up almost 20 exhibitions with contemporaray art from Papua New Guinea (with one or two works of my own). Since I had been invited to deliver a speech about the art projects in Jayapura I am interested in West Papua. I made contact with people and visited the country four times. I became interested in the fate of its people so I joint the Westpapua Network and finally became a board member. Because I am also a lecturer at the Asia-Africa-Department of University of Hamburg I teach every semester one course which also deals with West Papua."
"Saya seorang seniman dan antropologis sosial yang fokus mengenai Oceania yang sudah berkali-kali saya kunjungi. Saya sudah menetap di Papua Nugini selama 5 tahun. Disini saya mempromosikan seniman kontemporer dan saya telah mengkurasi 3 Pameran utama secara sukarela dengan seni kontemporer di Port Moresby. Kembali ke Jerman sejak 2001, saya sudah mengatur hampir 20 pameran seni kontemporer dari Papua Nugini (dengan satu atau dua karya saya di antaranya). Sejak saya diminta membawakan pidato mengenai proyek seni di Jayapura, saya langsung suka dengan West Papua. Saya melakukan kontak dengan beberapa orang dan berkunjung ke negeri ini sebanyak 4 kali. Saya jadi tertarik dengan nasib masyarakatnya sehingga saya memutuskan untuk bergabung dalam Westpapua Network dan akhirnya menjadi seorang anggota dewan. Sebab saya juga seorang pengajar di Departemen Asia-Afrika Universitas Hamburg, maka saya mengajarkan satu mata kuliah yang berhubungan dengan West Papua di tiap semester."